Sekarang, Saatnya Mengubah Dunia!

>>>>>> <<<<<< ****** Tidak Ada Yang Gratis DI Dunia, TEBUSANNYA ADALAH PENGORBANAN, KESUNGGUHAN, DAN YANG UTAMA IMAN

Kenapa Berteriak?

Kamis, 08 Desember 20116komentar

Kenapa Berteriak?
Suatu hari, seorang guru Agama sedang mengajarkan pelajaran kepada siswa-siswanya, ”Kenapa, Seseorang dalam keadaan marah, ia akan berbicara dengan suara yang kuat atau berteriak?”

Seorang siswa, setelah berpikir cukup lama mengangkat tangannya dan menjawab, ”Karena pada saat seperti itu, ia telah kehilangan kesabarannya, karena itu ia lalu berteriak.”
Kenapa Berteriak?
”Tapi...,” sang guru melanjutkan, ”Lawan bicaranya justru berada di samping atau depannya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dapat berbicara secara halus?”

Hampir seluruh siswa memberikan jawabannya, namun tak ada yang memuaskan. Guru tersebut berkata kembali, ”Ketika dua orang sedang dalam keadaan marah, kesabaran mereka telah hilang, jarak antara kedua hati mereka menjadi amat jauh, walau secara fisik mereka amat dekat. Karena itu, untuk mencapai jarak yang jauh tersebut, mereka harus berteriak. Namun anehnya, semakin keras mereka berteriak, jarak hati mereka semakin jauh, karena itu mereka semakin mengeraskan suaranya, dan semakin keras lagi.”

Sang guru bertanya kembali, ”Sebaliknya, apa yang terjadi ketika dua orang yang saling jatuh cinta? Mereka tak hanya tidak berteriak, sekecil dan sehalus mungkin ucapan mereka, keduanya pasti bisa mendengarkannya dengan jelas. Mengapa demikian?”
Kenapa Berteriak?
Para siswa tak ada yang berani menjawab. Sang guru tersenyum dan menjelaskan, ”Karena hati mereka begitu dekat, hati mereka tak berjarak. Pada akhirnya, sepatah katapun tak perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja, amatlah cukup memahami apa yang ingin mereka sampaikan.

Ketika anda sedang dilanda kemarahan, janganlah hatimu menciptakan jarak. Lebih lagi jangan mengucapkan kata yang membuat jarak semakin jauh. Mungkin disaat seperti itu, tak mengucapkan kata-kata apapun merupakan cara yang bijaksana. Karena waktu yang berjalan akan membantu anda menyelesaikannya.”

Awarebess! Semoga di awal langkah ini, tahulah kita tentang dua pengertian yang masih substansi, antara sabar dan marah. Cerita di atas adalah contoh, antara manusia dengan manusia. Lalu, bagaimana hubungan kita dengan Allah ’Azza wa Jalla? Bukankah Allah Ta’ala berada di hati orang-orang beriman? Apakah kita sering mengeluh akan ujian yang menimpa, bahkan mungkin menghujat dan protes? Atau hati kita tenang dengan apa yang terjadi.

Bisakah kita menerapkan apa yang selalu kita ucapkan selaku umat Islam, selaku Mukminin, ”Katakanlah, ’Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matikuhanyalah untuk Allah, Tuhan Semesta Alam.” (QS. Al-An’am : 162).

Disini, kita akan menyelami samudera hikmah tentang kesabaran. Semoga menjadi refleksi muhasabah pada hidup anda, tentang masa yang telah terlewati sebagai evaluasi, masa yang kini yang sedang anda jalani agar menjadi aktivitas terbaik dan berarti, dan masa yang akan datang agar selalu tersenyum menyongsong setiap apapun yang akan di hadapi.
Share this article :

+ komentar + 6 komentar

8 Desember 2011 pukul 19.55

ya Alloh ampuni hambamu ini...amin

9 Desember 2011 pukul 05.57

amin

10 Desember 2011 pukul 07.48

ya Robbal'alamiin..

12 Desember 2011 pukul 05.13

kadang ku harus teriak2 mas menghadapi murid2 yang takbisa diam, lau gak teriak mereka ngelunjak...

16 Desember 2011 pukul 01.16

hem,,jadi perenungan untuk lebih baik lagi,,,semoga...

19 Desember 2011 pukul 01.40

berteriak ditengah sawah, bisa lepaskan hati saat gundah gulana

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. (Muhammad) Badarudin - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger