Sekarang, Saatnya Mengubah Dunia!

>>>>>> <<<<<< ****** Tidak Ada Yang Gratis DI Dunia, TEBUSANNYA ADALAH PENGORBANAN, KESUNGGUHAN, DAN YANG UTAMA IMAN

Jeritan Cinta

Kamis, 15 September 20111komentar

Jeritan Cinta
Dalam keremangan kabut, saat senja menghadang kehidupan, saat untaian-untaian doa terjulur melesat ke langit lepas, saat para pembisik mulai terbangun hendak mengajak pada kenikmatan. Saat itulah, dia datang kepadaku dan menangis, kosong matanya penuh sembab.
Jeritan Cinta
Aku mengajaknya duduk, untuk sekedar menenangkan hatinya yang resah. Kami duduk di bebatuan pualam, di tengah kesejukan dan jauh dari kebisingan. Wajahnya, walau kesedihan menyertainya namun kecantikannya sungguh menggiurkan siapapun yang sempat menatapnya. Penuh aura hela pada keabadian.

Matanya yang sembab, penuh cahaya. Bisa kurasakan jeritan kalbunya yang seolah menghimpitnya, dan membuat wajah indahnya tampak sayu dalam balik keremangan, seolah derita telah memenuhi seluruh rongga hidupnya. Seolah tampak batas yang jelas dengan sesuatu yang didambanya dengan apa yang telah menimpanya.

Duhai, hatiku terenyuh, gerangan apa yang terjadi padamu, pada kecantikanmu yang terluka dan seolah samar kulihat merdu lagi lantunan cerah wajahmu yang semula lebih cerah dari mentari, lebih indah dari rembulan. Oh, hatiku terbetik tanya, tapi, aku tak berani memulai menggugatmu.



Matanya yang lentik tiba-tiba menatapku, menghujam tajam namun penuh duka.

Bibirnya mulai bergerak, ”Banyak manusia memperbincangkan aku, kecantikan dan keindahanku. Terutama, pemuda dan pemudi, mereka berhasrat memperbincangkanku dengan pemahaman mereka, mereka selalu beranggapan aku hadir di antara mereka. Pengaduan inilah yang akan kusajikan padamu, yang membuat keindahanku sayup terpenjara, seolah pekat malam menutup pesonaku, dan kesedihanku bertumpuk-tumpuk.”

Kugerakkan tanganku, mencoba menyentuh wajahnya, ingin kutenangkan walau sejenak dan aku mengusap setetes airmatanya, ”Janganlah kau sedih, akalmu seolah tertutup mendung yang membentang. Apa yang telah menimpamu, bukankah engkau permaisuri bagi bahagia, mahkota bagi kemenangan, dan ratu bagi kemulyaan? Bahkan, engkau adalah kehidupan bagi orang yang telah sekarat, kau adalah jiwa dalam kehidupan itu sendiri, hingga mereka tersenyum pada seluruh episode hidupnya. Lalu, kenapa kau masih bisa bermuram durja?”

Airmatanya kembali turun, bening bagai mata air terindah, ”Derita telah menyergapku! dan mungkin ini juga bencana yang akan menghampirimu.”

Aku tersadar penuh tanya, keget penuh tanda, ”Apa gerangan maksudmu? tolong berilah saya pemahaman, aku dalam kebingungan.”

Kali ini, dia menatap kedua mataku dan pandangan kami bersatu, ”Saya adalah madu, namun juga racun. Saya adalah cawan tempat makrifat jika itu dari sumber hatiku, dan jasadku adalah racun mematikan jika berani menyentuhku dalam kebohongan. Saya adalah sumber kehidupan, juga sumber malapetaka. Duhai sahabatku, akulah yang merangkai setiap kata-kata ini, yang dipancarkan berbeda oleh manusia, di antara mereka ada yang bertindak gegabah pada kebahagiaan dan rindunya yang meledak tanpa memikirkan akibat mesiunya.”

Angin menerpa kami, menciptakan keteduhan di jiwa kami, ”Sudahlah, kenapa harus kau risaukan hal demikian. Tak usah lagi hatimu risau wahai cinta, bukankah kita semua tahu siapa dirimu, siapa yang tidak mengenalmu wahai cinta? Engkaulah pelita dalam gelap, engkaulah kehidupan ruh setiap manusia, engkau menyelimuti setiap perasaan manusia.”

Tanpa keperhitungkan sebelumnya, wajahnya berkerut dan terlihat tidak senang, ”Banyak manusia melakukan kebohongan atas namaku, mereka menyalahpersepsikan tentang aku. Seorang pemimpin, mengatasnamakan diriku dengan penuh kelembutan, namun hatinya terjulur dan menghancurkan kehidupan rakyatnya. Dan, aku menjadi korban.
Kau juga lihat, bagaimana pemuda-pemudi yang tidak mengenal baik denganku, inilah yang menyedihkanku berlarut-larut. Aku difitnah dengan pemenuhan semua keinginan dan syahwat, perih terasa seluruh diriku jika aku dicemarkan oknum, namun imbasnya seluruh orang menganggapku hina pada akhirnya. Tindakan-tindakan bodoh dosa, lalu mengatasnamakan diriku, padahal aku bebas dari semua tuduhan rendah itu, aku suci, sesuci Tuhan menciptakanku dari awal hingga akhirku. Apa kau juga rela tentang tuduhan itu atasku? Sehingga membuat mereka melakukan asusila dan kebejatan akhlak, lalu melemparkan perilaku kotornya di wajahku?”

”Kau tahu cinta, sebenarnya mereka bukan memfitnahmu, tapi mereka hanya belum mengenalmu dengan baik. Sebatas itulah pengetahuan yang mereka miliki tentang keberadaanmu. Mereka ditipu minset yang salah dari slogan-slogan amoral, tayangan yang menjebakmu, serta ucapan-ucapan kotor yang trend,” aku mencoba menenangkannya.

”Aku bahagia kau memahami diriku, tapi cobalah kau tunjukkan jalan keluar pada kegundahan yang meliputiku ini. Aku harap kau membantu aku hingga aku dapat keluar dari cobaan yang Allah berikan padaku. Aku ingin semua manusia dan terutama pemuda mengetahui, bahwa aku tercipta sebagai sebuah jembatan agar Allah memayungi manusia saat tidak ada lagi perlindungan selain perlindunganNya.

Di saat semua manusia di kumpulkan di padang hisab, saat suasana mencekam dan tak lagi ada hirauan terhadap orang lain kecuali kesibukan mengurusi urusannya masing-masing. Saat itu Allah berseru kepada seluruh kehidupan, ”Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena kebesaranKu? Dimanakah orang-orang yang berada di dunia dulu saling duduk dan berdiri karenaKu? Dimanakah orang yang saling mengunjungi, tersenyum dan menolong karenaKu? Hari ini Aku lindungi mereka dengan keagunganKu, dan tidak ada lagi perlindungan selainKu.”
Aku bertanya heran padanya, ”Lalu, pada hari itu, bagaimanakah yang mengatasnamakan dirimu lalu bukan karenaNya? Apakah mereka juga dapat berlindung dari kepekatan dan kekacauan?” Cinta menangis tersedu, airmatanya menetes berjejalan, ”Itulah yang menyedihkanku sahabatku. Mereka akan terhina, Allah berkata kepada mereka dengan kemulyaanNya, ”Orang-orang yang bersekutu (di dunia) pada hari itu sebagian dari mereka terhadap sebagian lainnya menjadi musuh, kecuali orang-orang yang bertakwa.”AZ ZUKHRUF:67 Mereka akan saling tuduh-menuduh, lagi-lagi aku akan difitnah, padahal hari itu semua kejelasan bagaikan matahari tanpa mendung, tanpa penutup angin dan burung yang beterbangan.”

”Lalu cinta, dengan apakah aku harus membantumu? agar kau bercahaya kembali dan tak lagi bersusah hati. Aku tak tega melihatmu harus menangis dan terbuang tak berdaya?”

”Lakukan sesuka hatimu, menjeritlah sebagaimana hatiku menjerit, berteriaklah seperti seorang yang berteriak girang saat berada di hadapan samudera. Katakan pada kehidupan bahwa cinta memiliki definisi suci dari semua praduga syahwat, subhat dan dosa. Aku memiliki arti yang belum pernah mereka pahami. Berikan mereka pemahaman bahwa aku tersakiti dengan salah paham mereka. Mereka melakukan kekejian atas namaku. Mereka merampas kehormatan dan harga diri orang lain atas namaku. Jika raja semut berpesan pada legiunnya, saat tentang Sulaiman as hendak lewat;

”Berkatalah seekor semut, ’Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan pasukannya, sedangkan mereka tidak menyadari’.” AN NAML :18

Maka, aku juga berteriak demi kesucian jasad dan ruhku, agar tak ada lagi manusia yang mengatasnamakan cinta untuk kepentingan nafsunya. peringatkan mereka akan datangnya suatu bahaya malapetaka, atas dasar cinta dan kasih sayang yang mereka patenkan dengan keburukan.” ”Permintaanmu berat untuk dipikul sahabatku, namun, saya akan berusaha sekuat tenaga untuk mengambalikan namamu kembali seperti yang Allah nisbatkan kesucian padamu.”

”Terimakasih sahabatku, aku seolah menemukan kedua mataku yang terjatuh saat aku berjalan. Seolah sinar dalam hatiku kembali bercahaya, inilah yang kuharapkan pertolongan darimu, makanya aku mendatangimu dan meminta uluran tanganmu.”

Aku tersenyum padanya, ”Dan inilah tanganku terulur padamu, jabatlah tanganku dan aku akan memberikan kesaksian akan keteguhanku, aku akan berjanji kepadamu dan memperjuangkanmu.” Tangan kami berpadu, dalam deburan keremangan yang menggelapkan pandangan mata. Dalam temaram dan kesaksian Tuhan Yang Agung, kami mengambil janji untuk saling menguatkan. Seketika itu, kulihat senyumnya merekah bagai kemboja saat matahari menyapanya. Senyumnya itu lebih indah dari pada pertemuan kekasih hati yang dipuja setelah setengah abad tak bertemu.

”Terimakasih sahabat, kini saatnya aku harus pergi dan menemui pada dermawan yang memiliki kesucian hati, dan memandang aku dengan benar. Aku akan mendatangi mereka, sebagaimana aku mendatangimu. Aku akan meminta mereka membersihkan namaku, agar aku tetap suci dari penciptaan manusia hingga hari berbangkit.”

”Pergilah cinta, aku telah memegang janji kita erat, di hatiku. Tak akan kuingkari janji suci ini, hingga Allah datang menjemputku. Aku akan teriakkan pada manusia, bahwa cinta telah menyatakan dirinya, dengan definisinya yang asli sebagaimana Allah telah menciptakannya dengan kemurnian akhlak dan kejernihan iman. Dan mohon, kau doakan aku agar aku tetap menjaga kesucianmu hingga pertemuanku denganNya.”

Dan cinta tersenyum penuh keanggunan, kecantikannya telah kembali bersinar, sinarnya berseri, seolah dia berdiri di atas pelangi di atas cahaya kehidupan yang tercipta. Dia mengucapkan salam pamit padaku, salam penuh doa dan harapan, dia berbalik dan meninggalkan sendiri, dan keremangan malam itu telah berganti dengan matahari yang bersinar terang dari ufuk timur.

Selamat tinggal cinta, semoga kau dapat menempati hati-hati manusia yang mengharapkan kesejukan iman, singgah di hati-hati yang hanya terbetik satu tujuan. Allah ’Azza wa Jalla. Dimana mereka akan menjadikanmu sebagai ketulusan, keikhlasan, dan kesucian.

Cinta, kau tak perlu risau lagi, akan ada orang-orang yang membersamaimu dalam menggapai kemulyaan. Allah-lah saksinya.
Share this article :

+ komentar + 1 komentar

8 Desember 2011 pukul 15.47

Subhanallah...
Cinta, banyak yang tak sadar bhwa slama ini kau menderita karena ulah kejumudan dan syahwat...
Aku akan memurnikanmu wahai cinta,,saksikanlah...

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. (Muhammad) Badarudin - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger